Penyakit Demam Tifoid
(bahasa Inggris: Typhoid fever) yang biasa juga disebut typhus atau
types dalam bahasa Indonesianya, merupakan penyakit yang disebabkan oleh
bakteri Salmonella enterica, khususnya turunannya yaitu Salmonella
Typhi terutama menyerang bagian saluran pencernaan. Demam tifoid adalah
penyakit infeksi akut yang selalu ada di masyarakat (endemik) di
Indonesia, mulai dari usia balita, anak-anak dan dewasa.
Menurut keterangan dr. Arlin Algerina, SpA, dari RS Internasional Bintaro,
Di Indonesia, diperkirakan antara 800 - 100.000 orang terkena penyakit
tifus atau demam tifoid sepanjang tahun. Demam ini terutama muncul di
musim kemarau dan konon anak perempuan lebih sering terserang,
peningkatan kasus saat ini terjadi pada usia dibawah 5 tahun.
Penyakit
demam Tifoid ini bisa menyerang saat kuman tersebut masuk melalui
makanan atau minuman, sehingga terjadi infeksi saluran pencernaan yaitu
usus halus. Dan melalui peredaran darah, kuman sampai di organ tubuh
terutama hati dan limpa. Ia kemudian berkembang biak dalam hati dan
limpa yang menyebabkan rasa nyeri saat diraba.
Penyakit
ini bisa menyerang saat bakteri tersebut masuk melalui makanan atau
minuman, sehingga terjadi infeksi saluran pencernaan yaitu usus halus.
Kemudian mengikuti peredaran darah, bakteri ini mencapai hati dan limpa
sehingga berkembang biak disana yang menyebabkan rasa nyeri saat diraba.
Gejala
klinik demam tifoid pada anak biasanya memberikan gambaran klinis yang
ringan bahkan dapat tanpa gejala (asimtomatik). Secara garis besar,
tanda dan gejala yang ditimbulkan antara lain ;
Untuk
ke akuratan dalam penegakan diagnosa penyakit, dokter akan melakukan
beberapa pemeriksaan laboratorium diantaranya pemeriksaan darah tepi,
pemeriksaan Widal dan biakan empedu.
Sampel
darah yang positif dibuat untuk menegakkan diagnosa pasti. Sample urine
dan faeces dua kali berturut-turut digunakan untuk menentukan bahwa
penderita telah benar-benar sembuh dan bukan pembawa kuman (carrier).
Sedangkan
untuk memastikan apakah penyakit yang diderita pasien adalah penyakit
lain maka perlu ada diagnosa banding. Bila terdapat demam lebih dari
lima hari, dokter akan memikirkan kemungkinan selain demam tifoid yaitu
penyakit infeksi lain seperti Paratifoid A, B dan C, demam berdarah
(Dengue fever), influenza, malaria, TBC (Tuberculosis), dan infeksi paru
(Pneumonia).
Perawatan
dan pengobatan terhadap penderita penyakit demam Tifoid atau types
bertujuan menghentikan invasi kuman, memperpendek perjalanan penyakit,
mencegah terjadinya komplikasi, serta mencegah agar tak kambuh kembali.
Pengobatan penyakit tifus dilakukan dengan jalan mengisolasi penderita
dan melakukan desinfeksi pakaian, faeces dan urine untuk mencegah
penularan. Pasien harus berbaring di tempat tidur selama tiga hari
hingga panas turun, kemudian baru boleh duduk, berdiri dan berjalan.
Selain obat-obatan yang diberikan untuk mengurangi gejala yang timbul seperti demam dan rasa pusing (Paracetamol),
Untuk anak dengan demam tifoid maka pilihan antibiotika yang utama
adalah kloramfenikol selama 10 hari dan diharapkan terjadi
pemberantasan/eradikasi kuman serta waktu perawatan dipersingkat. Namun
beberapa dokter ada yang memilih obat antibiotika lain seperti ampicillin, trimethoprim-sulfamethoxazole, kotrimoksazol, sefalosporin, dan ciprofloxacin sesuai kondisi pasien. Demam berlebihan menyebabkan penderita harus dirawat dan diberikan cairan Infus.
Komplikasi
yang sering dijumpai pada anak penderita penyakit demam tifoid adalah
perdarahan usus karena perforasi, infeksi kantong empedu (kolesistitis),
dan hepatitis. Gangguan otak (ensefalopati) kadang ditemukan juga pada
anak.
Penderita penyakit
demam Tifoid selama menjalani perawatan haruslah mengikuti petunjuk diet
yang dianjurkan oleh dokter untuk di konsumsi, antara lain :
Untuk
kembali ke makanan "normal", lakukan secara bertahap bersamaan dengan
mobilisasi. Misalnya hari pertama dan kedua makanan lunak, hari ke-3
makanan biasa, dan seterusnya.
Pencegahan
penyakit demam Tifoid bisa dilakukan dengan cara perbaikan higiene dan
sanitasi lingkungan serta penyuluhan kesehatan. Imunisasi dengan
menggunakan vaksin oral dan vaksin suntikan (antigen Vi Polysaccharida
capular) telah banyak digunakan. Saat ini pencegahan terhadap kuman
Salmonella sudah bisa dilakukan dengan vaksinasi bernama chotipa
(cholera-tifoid-paratifoid) atau tipa (tifoid-paratifoid). Untuk anak
usia 2 tahun yang masih rentan, bisa juga divaksinasi.
Penyakit Demam Tifoid
Diposting oleh
Unknown
Selasa, 28 Februari 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar